penulis
PROFIL PENULIS :
Nama : dede ogoy krio pramana
Lahir : Ketapang,9 januari 1993
merupakan pencinta hal-hal yang berkaitan erat dengan sejarah,oleh karna itu melalui blok inilah ogoy ingin mengetahui berbagai sejarah yang ada dan ingin berbagi ilmu kepada masyarakat pencinta sejarah demi mengangkat nama daerah dimana sejarah itu berasal.
terlahir dengan latar belakang keluarga petani yang asli suku dayak,ogoy sangat berharap dengan adanya blok ini sejarah yang ada terutama kalimantan barat dapat tergali dalam-dalam demi menambah pengetahuan dan pengalaman terhadap daerah sendiri.
ttd
penulis
mengayau dalam suku dayak
salah satu contoh kebudayaan suku dayak kuno
pada jaman dahulu,suku dayak mempunyai kebudayaan yang lazim dilakukan oleh kaum muda ketika ingin mencari pasangan hidup yaitu mengayau.
mengayau adalah budaya yang mencari kepala musuh sebagai salah satu syarat untuk mempersunting pasangan hidup.
namun sekarang kebudayaan itu tidak pernah lagi dilakukan karna perkembangan zaman sudah begitu maju dan bertentangan dengan hukum yang ada.
mengenal suku aztec
Suku Aztec adalah orang Amerika Tengah dari sentral Meksiko yang kaya dengan warisan mitologi dan kebudayaan. Dalam bahasa Nahuatl, bahasa suku Aztek, “Aztek” berarti seseorang yang berasal dari Aztlán”. Kaum Aztek juga menyebut diri mereka sebagai Mehika atau Meshika atau Mexica, asal nama “Meksiko”. Penggunaan nama Aztek sebagai istilah yang merujuk kepada mereka yang mempunyai ekonomi, adat, agama, dan bahasa Mexica diawali oleh Alexander von Humboldt.
Aztek merupakan satu dari beberapa kebudayaan, yang disebut secara umum sebagai “nahuas” mengikut bahasa mereka. Ketika kaum Aztek sampai ke lembah Anahuac, mereka dianggap oleh nahuas lain sebagai yang paling tidak berperadaban, jadi mereka memutuskan untuk belajar, dan mengambil dari kaum- kaum lain, mereka banyak belajar dari Toltec tua (yang sering dikelirukan dengan kebudayaan Teotihuacan yang lebih tua.
Kaum Aztek menggabungkan beberapa tradisi dicampurkan dengan tradisi mereka sendiri. Karena itu mereka mempunyai beberapa mitos penciptaan, satu darinya menggambarkan empat era sebelum dunia sekarang, kesemuanya berakhir dengan malapetaka. Era kelima akan kekal disebabkan pengorbanan hero kepada matahari. Dongeng ini dikaitkan dengan kota tua Teotihuacan, yang telah musnah ketika kaum Aztek tiba. Mitos yang lain menggambarkan dunia sebagai ciptaan dewa kembar, Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl. Tezcatlipoca kehilangan kakinya dalam proses ciptaan dunia dan semua gambaran dewa ini menggambarkan Tezcatlipoca tanpa kaki dan menampakkan tulang. Quetzalcoatl juga dikenali sebagai Tezcatlipoca Putih.
Menurut legenda, mereka mengembara ke Lago de Texcoco di Meksiko Tengah dari suatu tempat di utara yang dikenali sebagai Aztlán. Mereka dipandu oleh dewa mereka Huitzilopochtli. Ketika mereka tiba di sebuah pulau di tengah danau, mereka melihat burung elang memakan seekor ular ketika bertengger di atas kaktus nopal, gambaran yang sesuai dengan ramalan yang menyuruh mereka membuat pemukiman baru di situ. Kaum Aztek membuat kota mereka yang dikenal sebagai Tenochtitlan. Tempat tersebut, pada masa sekarang merupakan pusat kota Meksiko. Burung Elang legendaris itu pun juga terdapat dalam bendera Meksiko.
Aztek merupakan satu dari beberapa kebudayaan, yang disebut secara umum sebagai “nahuas” mengikut bahasa mereka. Ketika kaum Aztek sampai ke lembah Anahuac, mereka dianggap oleh nahuas lain sebagai yang paling tidak berperadaban, jadi mereka memutuskan untuk belajar, dan mengambil dari kaum- kaum lain, mereka banyak belajar dari Toltec tua (yang sering dikelirukan dengan kebudayaan Teotihuacan yang lebih tua.
Kaum Aztek menggabungkan beberapa tradisi dicampurkan dengan tradisi mereka sendiri. Karena itu mereka mempunyai beberapa mitos penciptaan, satu darinya menggambarkan empat era sebelum dunia sekarang, kesemuanya berakhir dengan malapetaka. Era kelima akan kekal disebabkan pengorbanan hero kepada matahari. Dongeng ini dikaitkan dengan kota tua Teotihuacan, yang telah musnah ketika kaum Aztek tiba. Mitos yang lain menggambarkan dunia sebagai ciptaan dewa kembar, Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl. Tezcatlipoca kehilangan kakinya dalam proses ciptaan dunia dan semua gambaran dewa ini menggambarkan Tezcatlipoca tanpa kaki dan menampakkan tulang. Quetzalcoatl juga dikenali sebagai Tezcatlipoca Putih.
Menurut legenda, mereka mengembara ke Lago de Texcoco di Meksiko Tengah dari suatu tempat di utara yang dikenali sebagai Aztlán. Mereka dipandu oleh dewa mereka Huitzilopochtli. Ketika mereka tiba di sebuah pulau di tengah danau, mereka melihat burung elang memakan seekor ular ketika bertengger di atas kaktus nopal, gambaran yang sesuai dengan ramalan yang menyuruh mereka membuat pemukiman baru di situ. Kaum Aztek membuat kota mereka yang dikenal sebagai Tenochtitlan. Tempat tersebut, pada masa sekarang merupakan pusat kota Meksiko. Burung Elang legendaris itu pun juga terdapat dalam bendera Meksiko.
peta kalbar
salam borneo....
Blok penambah pengetahuan dan wawasan mengenai sejarah,terutama kalimantan barat.
kalbar menyimpan banyak potensi sejarah yang bisa digunakan sebagai pembelajaran terutama bagi kaum muda
agar lebih mencintai sejarah serta membantu sejarahwan agar lebih mengenalkan yang namanya sejarah.
blok ini juga bertujuan mengangkat nama kalbar di mata nasional agar lebih di kenal masyarakat bahwa
kalbar memiliki potensi yang besar.
semoga dengan adanya blok ini lebih menambah wawasan terhadap dunia kalbar.
peningkatan derajat suku dayak
sebagai salah satu penghuni pulau kalimantan,suku dayak sering juga disebut suku terbelakang oleh karena itu sering dipandang sebelah mata.
namun seiring perkembangan zaman suku dayak mulai memperbaiki taraf kehidupan sebagai salah satu suku terbesar di kalimantan.
suku dayak mempunyai banyak potensi baik alam maupun cara kehidupan dan seni.
alam sekitar yang di huni suku dayak memiliki potensi alam yang sangat kaya dengan hutan hutan yang masih asri dan menjadi salah satu hutan yang menjadi jantung dunia.
demi kehidupan kedepan suku dayak akan lebih berkembang dengan adanya taraf pendidikan yang telah menjamur di suku dayak.
namun seiring perkembangan zaman suku dayak mulai memperbaiki taraf kehidupan sebagai salah satu suku terbesar di kalimantan.
suku dayak mempunyai banyak potensi baik alam maupun cara kehidupan dan seni.
alam sekitar yang di huni suku dayak memiliki potensi alam yang sangat kaya dengan hutan hutan yang masih asri dan menjadi salah satu hutan yang menjadi jantung dunia.
demi kehidupan kedepan suku dayak akan lebih berkembang dengan adanya taraf pendidikan yang telah menjamur di suku dayak.
kalimantan barat profil
Kalimantan Barat |
Secara geografis, Provinsi Kalimantan Barat terletak di antara 108º BT hingga 114º BT, dan antara 2º6' LU hingga 3º5' LS.
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki propinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalbar merupakan perairan laut, akan tetapi Kalbar memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Riau.
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2000 berjumlah 4.073.430 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Waterafdeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.
Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Kondisi dan Sumber Daya Alam
Iklim di kalimantan barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata antara 26,0 s/d 27,0.kelembapan rata-tara antara 80% s/d 90%
Keanekaragaman Hayati
Sumber Daya Alam
Potensi Daerah
Sosial Kemasyarakatan
Suku Bangsa
Daerah Kalimantan Barat dihuni oleh aneka ragam suku bangsa. Suku bangsa mayoritasnya yaitu Dayak,Melayu dan Tionghoa, yang jumlahnya melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa lain, antara lain Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak, dan lain-lain yang jumlahnya dibawah 10%.
- Suku Dayak : (1) Rumpun Iban, (2) Rumpun Darat, (3) Rumpun Ot Danum, (4) Rumpun Punan, (5) Rumpun Apo Kayan, terdiri atas :
- Suku Iban
- Suku Bidayuh
- Suku Seberuang
- Suku Mualang
- Suku Kanayatn
- Suku Mali
- Suku Sekujam
- Suku Sekubang
- Suku Kantuk
- Suku Ketungau
- Suku Desa
- Suku Hovongan
- Suku Uheng Kereho
- Suku Babak
- Suku Badat
- Suku Barai
- Suku Bangau
- Suku Bukat
- Suku Galik
- Suku Gun
- Suku Jangkang
- Suku Kalis
- Suku Kayan
- Suku Kayanan
- Suku Kede
- Suku Keramai
- Suku Klemantan
- Suku Pos
- Suku Punti
- Suku Randuk
- Suku Ribun
- Suku Cempedek
- Suku Dalam
- Suku Darok
- Suku Kopak
- Suku Koyon
- Suku Lara
- Suku Senunang
- Suku Sisang
- Suku Sintang
- Suku Suhaid
- Suku Sungkung
- Suku Limbai
- Suku Maloh
- Suku Mayau
- Suku Mentebak
- Suku Menyangka
- Suku Sanggau
- Suku Sani
- Suku Sekajang
- Suku Selayang
- Suku Selimpat
- Suku Dusun
- Suku Embaloh
- Suku Empayuh
- Suku Engkarong
- Suku Ensanang
- Suku Menyanya
- Suku Merau
- Suku Muara
- Suku Muduh
- Suku Muluk
- Suku Ngabang
- Suku Ngalampan
- Suku Ngamukit
- Suku Nganayat
- Suku Panu
- Suku Pengkedang
- Suku Pompang
- Suku Senangkan
- Suku Suruh
- Suku Tabuas
- Suku Taman
- Suku Tingui
- Melayu lokal/Senganan dan suku lainnya
- Suku Melayu
- Suku Sambas
- Suku Banjar
- Suku Pesaguan
- Suku Bugis
- Suku Jawa
- Suku Madura
- Suku Minang
- Suku Batak
- dan lain-lain
- Tionghoa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat pula bahasa-bahasa daerah yang juga banyak dipakai seperti Bahasa Melayu, beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka.
Bahasa Melayu di kalbar terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak, Bahasa Melayu Sanggau dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang hampir mirip dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu Riau.
Agama
Mayoritas penduduk Kalimantan Barat memeluk agama Islam (57,6%),Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), dan lain-lain (1,7%).
Pendidikan
Perguruan Tinggi/Universitas di Kalimantan Barat
- Universitas Tanjungpura
- Politeknik Negeri Pontianak
- STAIN Pontianak
- STMIK Pontianak
- Politeknik Kesehatan
- STKIP-PGRI Pontianak
- Universitas Muhammadiyah
- ASMI Pontianak
- ABA Pontianak
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma
- Akademi Sekretari dan Manajemen Widya Dharma
- Akademi Bahasa Asing Widya Dharma
- Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Dharma
- Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ)
- STIE Pontianak
- Universitas Pancabakti
- STIH Singkawang
- Universitas Kapuas, Sintang
- Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka
Pemerintahan
Ibu kota Kalimantan Barat adalah kota Pontianak
Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Bengkayang | Bengkayang |
2 | Kabupaten Kapuas Hulu | Putussibau |
3 | Kabupaten Kayong Utara | Sukadana |
4 | Kabupaten Ketapang | Ketapang |
5 | Kabupaten Kubu Raya | Sungai Raya |
6 | Kabupaten Landak | Ngabang |
7 | Kabupaten Melawi | Nanga Pinoh |
8 | Kabupaten Pontianak | Mempawah |
9 | Kabupaten Sambas | Sambas |
10 | Kabupaten Sanggau | Batang Tarang |
11 | Kabupaten Sekadau | Sekadau |
12 | Kabupaten Sintang | Sintang |
13 | Kota Pontianak | - |
14 | Kota Singkawang | - |
No. | Nama | Dari | Sampai | Keterangan |
1. | Adji Pangeran Afloes | 1957 | 1958 | |
2. | Djenal Asikin Judadibrata | 1958 | 1959 | |
3. | Johanes Chrisostomus Oevang Oeray | 1960 | 1966 | |
4. | Soemardi, Bc. HK | 1967 | 1972 | |
5. | Kol. Kadarusno | 1972 | 1977 | |
6. | H. Soedjiman | 1977 | 1987 | |
7. | Brigjen H. Parjoko Suryokusumo | 1987 | 1993 | |
8. | Mayjen H. Aspar Aswin | 1993 | 13 Januari 2003 | |
9. | Usman Ja'far | 13 Januari 2003 | 14 Januari 2008 | |
10. | Drs.Cornelis MH | 14 Januari 2008 | sekarang |
sejarah kalimantan barat
Sejarah Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat terbentuk tanggal 1 Januari 1957. Pembentukannya berbarengan dengan provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pada awal kemerdekaan, wilayah Kalimantan Barat merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan.
Penghuni pertama Kalimantan Barat diperkirakan hidup di kawasan pantai dan pinggiran Sungai Kapuas. Pada abad ke 5, mereka sudah menjalin hubungan dagang dengan India, Cina, dan Timur-Tengah. Mereka termasuk dalam rumpun Melayu.
Di Kalimantan Barat sedikitnya pernah berdiri 13 kerajaan. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah Tanjungpura, Sukadana, Simpang, Mempawah, Sambas, Landah, Tayan, Meliau, Sanggau, Sekadau, Sintang, Kubu, dan Pontianak. Tumbuhnya kerajaan tersebut bermula dari kedatangan Prabu Jaya, anak Brawijaya dari Pulau Jawa.
Tahun 1598, Belanda mulai mendarat di Kalimantan. Namun kolonialisme baru mencengkram Kalimantan pada abad ke 17. Ketika itu, Belanda dan Inggris berusaha untuk menguasan perdagangan. Sementara itu, Kerajaan Bugis juga berusaha menguasai Kalimantan. Mereka kemudian mendirikan kerajaan baru di Mempawah. Selain itu, lahir pula Kesultanan Pontianak, yang pada masa pemerintahan Sultan Hamid menggabungkan diri dengan Republik Indonesia.
Pada abad ke 19, Belanda dan Inggris semakin intensif memaksakan monopoli dagangnya di berbagai kesultanan. Mereka juga menyebarkan agama kristen. Agar bisa mendominasi perdagangan, mereka harus mematahkan berbagai perlawanan beberapa kesultanan dan suku yang tidak mau tunduk. Pada awal abad ke 20, Belanda telah menguasai daerah pedalaman. Namun tahun 1930, Belanda baru berhasil menduduki Kalimantan, Kecuali Kalimantan Utara yang dikuasai oleh Inggris.
Dalam abad ke 20 ini, mulai bermunculan gerakan-gerakan kebangsaan. Berbagai pergerakan merupakan cabang pergerakan di Jawa. Hal ini disebabkan oleh sistem perhubungan Kalimantan dengan Jawa yang sudah mulai baik. Rakyat yang merasa tertekan oleh penjajah Belanda, membentuk wadah-wadah perjuangan.
Organisasi politik pertama yang berdiri di Kalimantan Barat adalah Syarikat Islam tahun 1914. dalam waktu singkat, Syarikat Islam berkembang dengan cepat, dimana perkembangannya ditunjang pula oleh para raja dan bangsawan. Pada tahun 1922, lahir organisasi baru beraliran komunis, bernama Syarikat Rakyat. Organisasi ini dipimpin oleh Gusti Sulung Lelanang, mantan aktivis Syarikat Islam.
Organisasi lainnnya yang terbentuk di Kalimantan Barat adalah Muhammadiyah. Cabang organisasi Islam ini dibuka oleh dua orang guru agama dari Sumatera Barat. Mulai tahun 1932, Muhammadiyah berkembang pesat, mereka membuka cabang di Pontianak, Sungai Bakau Kecil, Singkawang, dan Sambas.
Tahun 1936, Partai Indonesia Raya (Parindra) membuka cabangnya di Kalimantan Barat. Setelah itu, mereka membuka cabang di beberapa wilayah Kalimantan Barat seperti di Pontianak, Ngabang, Sambas, dan Singkawang. Selain pergerakan yang merupakan cabang dari Jawa, muncul pula organisasi politik lokal seperti Persatuan anak Borneo. Namun organisasi ini berada di bawah pengaruh Belanda, dan tidak berperan dalam memunculkan kesadaran kebangsaan.
Pada bulan Februari 1942, Jepang mendarat di Kalimantan dan langsung mengambil alih kekuasaan Belanda. Jepang kemudian melarang organisasi politik dan melakukan pemaksaan dan peindasan terhadap rakyat. Berbagai kegiatan rakyat dipusatkan untuk tujuan perang Jepang. Kungkungan dan kekejaman Jepang berakhir ketika "Sang Saudara Tua" ini kalah dalam perang, menyerah terhadap sekutu.
Berita proklamasi kemerdekaan sampai di Kalimantan Barat tanggal 18 Agustus 1945. setelah berita proklamasi ini menyebar, para pejuang Kalimantan Barat segera membentuk organisasi yang diberi nama Panitia Penyongsong Republik Indonesia (PPRI). Setelah itu, mulailah era usaha mempertahankan kemerdekaan.
Upaya untuk mewujudkan pemerintahan Republik Indonesia di Kalimantan Barat mendapat kendala karena Belanda kembali menguasai daerah ini. Perjuangan untuk mengusir Belanda dilakukan dengan jalan militer dan politik. Di jalan militer, pada pejuang melakukan serangan-serangan terhadap pos-pos pertahanan Belanda. Di bidang politik, perjuangan dilakukan dengan mendirikan berbagai organisasi perjuangan, seperti Gabungan Persatuan Indonesia (Gapi), Persatuan Bangsa Indonesia Sambas (Perbis), Pemuda Indonesia Merdeka (PIM), Gerakan Indonesia Merdeka (Gerindo), Persatuan Muslim Indonesia (Permi), dan Gerakan Pemuda Indonesia (Gerpindo).
Belanda melakukan berbagai penangkapan terhadap pejuang. Akibatnya banyak pejuang yang terpaksa menyingkir ke daerah pedalaman. Mereka kemudian membentuk satuan-satuan semi militer dengan beranggotakan bekas Heiho dan penduduk. Perjuangan melawan Belanda semakin sengit ketika Belanda bermaksud mendirikan negara Kalimantan. Lewat Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda menjadikan Kalimantan Barat sebagai negara bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
Namun keberadaan RIS tidak diterima rakyat. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Kalimantan kembali menjadi bagian dari Republik Indonesia. Sebagai gubernur Provinsi Kalimantan setelah pembubaran RIS, diangkat Dr. M. Murjani.
Setelah pembentukannya, yaitu, tanggal 1 Januari 1957, Kalimantan Barat mulai menata pemerintahan. Namun karena situasi keamanan baik lokal maupun nasional belum stabil, pemerintahan ketika itu tidak bisa memperbaiki tingkat kehidupan rakyatnya. Setelah berbagai kekacauan berakhir, yang diakhiri dengan penumpasan terhadap peristiwa G30S/PKI, pemerintah daerah Kalimantan Barat dapat melakukan perbaikan kehidupan dan kesejahteraan rakyat.
Langganan:
Postingan (Atom)